Pada hari Kamis, 21 Mei 2020, tepat tiga hari sebelum Hari Raya Idul Fitri, saya dan teman-teman volunter Sahabat Anak Manggarai, berkumpul di kompleks TNI AD daerah Manggarai, Jakarta Selatan. Tujuannya sama seperti saat pertemuan terakhir kami (18/04/2020), yakni ingin memberikan bantuan sembako bagi keluarga adik binaan terdampak Covid-19.
Walau sebagian besar sedang berpuasa saat itu, kami dipenuhi rasa semangat. Entah itu dikarenakan senang bertemu dengan sesama volunter, atau karena akan bertatap muka dengan adik binaan yang sudah lebih dari dua bulan tidak berjumpa, atau karena bisa menghirup udara segar di luar rumah setelah bekerja dari rumah berminggu-minggu. Adik-adik binaan yang sudah SMP dan SMA, turut hadir untuk membantu pelaksanaan pembagian hari itu.
Setelah briefing singkat, datanglah konvoi mobil berisi 130 paket sembako Program Lawan Covid-19 yang diinisiasi Yayasan Kampus Diakoneia Modern (KDM) dan Yayasan Sahabat Anak. Kami membantu menurunkan paket-paket tersebut dan menyiapkan area untuk pembagian yang kondusif. Termometer, penyanitasi tangan, sarung tangan, dan formulir registrasi, turut disiapkan. Protokol pembagian kami ulang kembali: semua penerima harus menggunakan masker, diperiksa suhu tubuhnya, dan yang pasti, physical distancing di antara penerima. Semua mengangguk takzim, memahami dengan benar pentingnya protokol ini untuk kesehatan kami semua, terutama adik binaan dan keluarganya.
Jarum jam menunjukkan pukul 10.30 dan keluarga pertama telah datang. Masing-masing dari kami langsung menempati pos yang telah ditentukan, dan distribusi bantuan pun dimulai. Rasa senang membuncah tak terkira saat kami akhirnya bisa menemui adik-adik kembali. Kami menanyakan kabar mereka dan bersenda gurau. Banyak yang datang menghampiri ingin bersalaman, namun dengan berat hati kami tolak. Kebahagiaan terus bertambah setelah melihat orang tua dan adik tersenyum bahagia membawa bingkisan sembako kembali ke rumah masing-masing.
Matahari semakin meninggi dan saya bisa melihat titik keringat di dahi teman-teman volunter. Ingin rasanya menawarkan air, namun teringat kami semua sedang berpuasa. Walau begitu, semua tetap semangat memastikan semua keluarga adik mendapatkan bantuan. Beberapa dari volunter yang hadir, sibuk menghubungi keluarga yang belum hadir, guna memastikan kedatangan mereka. Ponsel memang telah menjadi ‘sahabat’ kami guna menjangkau adik-adik selama PSBB berlangsung.
Akhirnya setelah kurang lebih tiga jam, pembagian pun selesai; dan kami semua bernapas lega. Pelaksanaan kali ini berlangsung lebih lancar dibandingkan pembagian di bulan April, dan kesadaran adik-adik binaan beserta keluarganya terhadap protokol kesehatan pun meningkat. Kami bersyukur dapat membagikan paket sembako ini sebelum lebaran, sehingga dapat dinikmati oleh keluarga adik-adik di hari raya.
Setelah beberes, kami menutup sore itu dengan berdoa, berharap agar wabah ini berakhir secepat mungkin dan kami semua diberi kesehatan oleh Yang Maha Kuasa. Para volunter beranjak kembali ke rumah masing-masing, serta tidak lupa saling mengingatkan untuk mandi agar mengurangi risiko penularan. Sebuah hari yang melelahkan dan berkesan bagi kami semua. Lebih spesialnya lagi pada saat malam, beberapa orang tua mengirim foto mereka memasak bahan sembako yang baru saja diberi untuk berbuka puasa. Sebuah tanda hasil jerih payah yang mengingatkan saya bahwa niat baik akan berhasil baik. [Penulis: Alberian Saefullah]